top of page
Search
pikrcakrauns

URGENSI KESEHATAN MENTAL REMAJA DI INDONESIA


Hallo Genregers!

Salam GenRe👌🏼


Kesehatan Mental atau yang biasa disebut juga dengan Mental Health merupakan keadaan dimana seseorang mampu menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi terhadap lingkungannya (WHO, 2016). Keterbalikannya dari itu, seseorang yang tidak dapat mempertahankan kesehatan mentalnya akan mengalami masalah kesehatan mental, yaitu ketidakmampuan seseorang menyesuaikan diri terhadap tuntutan dan kondisi lingkungan yang mengakibatkan ketidakmampuan tertentu (Kartono, 2000).

Sampai saat ini, masalah kesehatan mental masih menjadi masalah yang belum dapat diselesaikan sepenuhnya. Terlebih kesadaran masyarakat terkait mental health ini masih terbilang cukup minim. Sering kali sebenarnya banyak dijumpai gejala awal munculnya masalah kesehatan mental, baik itu pada orang dewasa ataupun pada remaja. Namun masih banyak yang mengabaikannya dan membiarkan hal tersebut. Perlu disadari bahwa kesehatan mental harus dijaga dengan baik lahir maupun batin, saat ini yang menjadi perhatian lebih, khususnya masalah kesehatan mental pada remaja. Bahkan disebutkan bahwa remaja termasuk dalam golongan yang rentan mengalami gangguan mental atau depresi.

Berdasarkan data Riskesdes tahun 2018, menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia atau setara dengan 11 juta orang. Pada usia remaja dengan rentang usia 15-24 tahun, memiliki presentase depresi sebesar 6,2%. Depresi berat akan mengalami kecenderungan untuk melukai diri sendiri (self harm) hingga bunuh diri. Kasus bunuh diri di Indonesia bisa mencapai 10.000 atau setara dengan setiap satu jam ada kasus bunuh diri. Menurut ahli suciodologi, 4,2% siswa di Indonesia pernah melakukan percobaan bunuh diri. Sementara pada kalangan mahasiswa sebesar 6,9% memiliki niat untuk bunuh diri, dan 3% lainnya pernah melakukan percobaan bunuh diri.

Banyak faktor yang mempengaruhi munculnya gangguan pada kesehatan mental khususnya pada remaja. Sebab remaja disebut sebagai fase peralihan dari masa anak-anak yang cenderung lebih banyak bermain, menuju masa dewasa yang disebut sebagai kehidupan yang sebenarnya. Permasalahan terkait pertemanan, percintaan, keluarga, dan karir menempati posisi atas dalam faktor penyebab gangguan mental. Remaja yang hidup dalam lingkungan keluarga yang tidak harmonis atau biasa disebut broken home, rentan mengalami gangguan mental. Pertengkaran orangtua memicu muncul masalah-masalah lain yang mengganggu fokus mereka untuk berkembang. Tak jarang dampak dari pertengkaran hingga perpisahan orangtua memunculkan rasa trauma hingga dapat merubah kepribadian seseorang.

Dalam hal karir, banyak dijumpai kasus-kasus pada mahasiswa yang merasa mendapat tekanan batin atau merasa sudah tidak mampu lagi melanjutkan study, melakukan percobaan bunuh diri bahkan sampai ditemukan ada yang berhasil. Sering kali mahasiswa mengalami overthinking selama masa pendidikan mereka. Ketakutan ada kemampuan diri untuk menyelesaikan pendidikan ini, atau pada mahasiswa rantau yang sering mengalami homesick hingga mengganggu fokus mereka. Hal-hal inilah yang bisa saja memunculkan masalah pada kesehatan mental pada remaja. Oleh karena itu masalah-masalah ini haruslah segera teratasi.

Banyak hal yang dapat dilakukan oleh remaja untuk dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan mental tersebut. Salah satunya ialah berkonsultasi dengan konselor atau psikolog. Namun tak jarang remaja merasa takut untuk hal itu. Nah oleh karena itu, remaja dapat melakukan hal-hal lain yang membuat senang dan dapat membantunya untuk setidaknya sedikit melupakan masalah-masalah yang ia alami. Mereka bisa melakukan hobi yang disenangi sebagai media healing yang paling sederhana.

Pada intinya, masalah kesehatan mental pada masyarakat merupakan hal yang tidak bisa dianggap remeh begitu saja. Harus segera ditemukan solusi terbaik untuk menangani kasus-kasus pada kesehatan mental. Khususnya pada remaja yang rentan terdampak, perlu mendaapat perhatian lebih. Peran keluarga terutama orangtua dan juga lingkungan sekitarnya diperlukan dalam rangka mendukung serta mendampingi mereka selama proses pemulihan. Apabila kita tidak bisa membantu menyelesaikan maslah mereka, setidaknya kita sediakan telinga yang lebar untuk mendengarkan mereka. Banyak hal sederhana yang bisa dilakukan untuk memberikan dukungan terhadap mereka, bahkan hanya sebatas kata semangat pun itu berarti bagi mereka.


Referensi:

Larissa, Vania. 2020. Kesehatan Mental pada Anak dan Remaja. Fakultas Psikologi. Universitas Persada Indonesia.


Salam Genre!

Remaja Genre! Sehat, Cerdas, Ceria!

Genre Indonesia! Saatnya yang muda yang berencana!


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

SALAM HANGATPIK-R CAKRA UNS 2022

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -


📌Instagram : @pikrcakrauns

📌Website : pikrcakrauns.wixsite.com/pikrcakrauns

📌Email : pikmahasiswauns@gmail.com

17 views0 comments

Recent Posts

See All

Comentários


bottom of page